JawabanTTS Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS tudung kepala untuk kaum pria . Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENGANTARPada waktu terakhir ini, dunia maya dihebohkan perkara atribut suatu agama untuk peraturan di sekolah negeri, sampai dari polemik akhirnya keluar SK tiga Menteri. Polemik dari alasan bernalar sampai tak bernalar seperti penggunaan atribut agama tsb yaitu jilbab atau kerudung penutup kepala wanita dapat menurunkan jumlah penderita yang terjangkit demam berdarah. Kemudian muncul ayat alkitab 1 Korintus 116 TB Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya, Yang digunakan sebagai argumentasi bahwa sebenarnyalah umat kristiani juga tidak menjadi masalah mematuhi aturan pemakaian jilbab karena ada perintah di kitabnya. Beberapa umat awam kristiani juga sempat bingung pula dengan argumentasi ini, bahkan argumentasi diperkuat dengan adanya beberapa mazhab atau denominasi kristiani yang ada tradisi penggunaan jilbab tsb, bahkan diperkuat dengan informasi kehidupan kristiani di negara Arab atau Timur Tengah yang wanitanya menggunakan jilbab. Yang jadi masalah bagi umat kristiani jilbab bukan hal yang wajib, dan tidak semua mazhab atau denominasi Kristen, kaum wanitanya menggunakan jilbab. Bila kita mau menalar dan berpikir sehat, Menggunakan atribut keagamaan baik itu jilbab salib dll adalah hak seseorang bukanlah kewajiban, sangatlah mengecilkan arti iman, ketika keimanan seseorang dikaitkan dengan atribut keagamaan yang digunakan, perwujudan keimanan adalah tindakan hidup dalam kehidupan seseorang bukan pada atribut agama yang digunakan, karenanya yang menyelamatkan seseorang dihadapan Allah nya adalah wujud tindakan hidupnya yang mencerminkan keimanannya pada Allah, atribut agama tidak menyelamatkan seseorang. Atribut agama hanyalah penanda tapi bukan wujud apa yang diimaninya, sekolah negeri harusnya netral, bahkan orang Islam pun kalau gak mau berjilbab di sekolah negeri harusnya juga tidak apa-apa. Beberapa pendapat dan telaah dari dozen tamu mata kuliah islamologi yang berasal dari beberapa pesantren, melatar belakangi pemikiran bahwa umat kristiani awam haruslah mengetahui kenapa jilbab atau kerudung penutup kepala wanita, sebetulnya tidaklah hal yang wajib baik bagi golongan islam maupun kristiani. Uniknya, latar belakang ketidak wajiban pemakaian jilbab atau kerudung penutup kepala wanita baik bagi umat Kristiani maupun Islam memiliki kemiripan alasan dan dasar JILBAB TAK LAGI WAJIB BAGI UMAT KRISTIANI Bagaimana memahami pemahaman Rabbi Saul pada 1 Korintus 11 2-16? Jikalau seorang wanita mau berkerudung, akanlah dia melakukannya untuk kemuliaan Tuhan. Hal yang demikian tidak dilarang, namun juga tidak diwajibkan. Pada zaman Paulus, wanita menudungi kepalanya untuk menunjukkan kesopanan dan sikap tunduk kepada suaminya dan demi menyatakan martabatnya. Tudung itu mengandung arti bahwa ia harus dihormati dan dihargai sebagai seorang wanita. Tanpa tudung, ia tidak memiliki martabat; kaum pria tidak menghormati wanita yang tidak memakai tudung karena mereka seolah-olah memamerkan dirinya di depan umum secara memalukan. Demikianlah, tudung itu berfungsi sebagai suatu tanda harga diri dan kemuliaan kewanitaannya sebagaimana Allah telah menciptakannya. Prinsip di balik pemakaian tudung ini sampai sekarang pun masih diperlukan. Seorang wanita Kristen harus berdandan dengan sopan dan dengan hati-hati, mengenakan pakaian yang pantas dan bermartabat sehingga ia dapat pergi ke mana saja dengan aman dan hormat. Ketika seorang wanita berdandan dengan sopan dan pantas bagi kemuliaan Allah, dia mempertinggi tingkat martabat dan kelayakannya sendiri yang telah dikaruniakan oleh Rasul Paulus kepada umat di Korintus 1 Korintus 11 2-16 ini dilatar belakangi pertikaian umat di Korintus tentang pakaian dalam upacara liturgi. Rasul Paulus mengkritik pertengkaran itu dengan nasihat yang mendasarkan kepada budaya setempat, yaitu kebiasaan menggunakan tudung bagi perempuan. Atas dasar itu, Gereja melalui Kitab Hukum Kanonik 1262 bahwa perempuan wajib memakai mantilla dalam upacara liturgi sebagai suatu tradisi. Tradisi ini berlangsung cukup lama Padahal dari segi umur, Kristen Ortodoks Suriah, lebih tua dari Islam. Paulus udah menginjil ke Damsyik pada awal Masehi, Islam baru muncul pada abad 7 Masehi. Jilbab adalah tudung kepala yang digunakan oleh para waum wanita yang mana bertujuan untuk menutupi kepala dan rambutnya. Penggunaan jilbab sendiri identik dengan wanita yang beragama islam, di Negara yang memiliki beragam agam di dalamnya seperti Indonesia pemandangan dimana banyaknya wanita terutama kaum Muslim mengenakan jilbab bukan lagi hal yang aneh. Jilbab bagi mereka berfungsi untuk menutupi aurat yang ada pada tubuh mereka. Perlu diketahui sebenarnya jilbab tidak hanya di pakai oleh wanita kaum Islam saja namun pada wanita dalam kaum percaya juga menggunakan jilbab atau tudung kepada ini. Mungkin hal ini jarang nampak karena jarangnya wanita yang menggunakannya karena berbagai alasan lainnya, namun bagaimana sebenarnya jilbab menurut Kristen itu sendiri, berikut terdapat pandangan dan hukumannya terhadap jilbab menurut Kristen Pandangan orang percaya dalam menyingkapi atau menanggapi sesuatu hal yang ada haruslah berdasarkan firman Allah itu sendiri yakni terdapat dalam Alkitab. Beberapa ayat yang terdapat dalam Alkitab juga turut memberikan pandangan bagaimana seharusnya kaum percaya dalam menanggapi jilbab menurut Kristen ini. Pandangan jilbab menurut Kristen yakni Bertudung kepala atau berjilbab merupakan hal yang lumrah untuk dilakukan pada jaman dahulu dan hal ini juga dapat ditemukan dalam Alkitab. Menutup kepala harus dilakukan oleh wanita karena untuk menjaga agar rambutnya yang panjang tidak terlihat apalagi ketika berdoa kepada Allah. Dalam 1 koristus 11 4-6 mengatakan “ tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung , menghina kepalanya. Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya”. Kenapa hanya kaum wanita saja yang harus menggunakan tudung kepala dan bagi kaum pria jika hal ini dilakukan adalah penghinaan? Semua ini kembali kepada posisi antara Allah, pria dan wanita. Seperti yang diketahui sejak semula Allah menciptakan laki-laki terlebih dahulu dan perempuan kemudian guna menemani Adam di taman eden agar tidak merasa sendiri. Kepala dari tiap laki-laki ialah Kristus dan kepala dari perempuan adalah laki-laki serta kepala dari Kristus adalah Allah sendiri, oleh karena itu wanita perlu menggunakan tudung sebagai penghormatan atas kedudukan laki-laki dan Kristus yang dikepalai oleh menurut Kristen juga dijelaskan dalam 1 Korintus 11 13-15 yakni “Pertimbangkanlah sendiri patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung? Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung”. Wanita yang tidak berjilbab atau bertudung selama ini terkadang di anggap sebelah mata karena tidak mematuhi ajaran agama atau kebiasaan yang diajarkan kepadanya. Kata alam sendiri menyatakan bahwa pada kodratnya wanita yang memiliki rambut panjang dijadikan sebagai penudungnya, hal ini bukan peraturan Allah ataupun peraturan para rasul. Untuk memahami jilbab menurut Kristen haruslah menggunakan kuasa roh kudus agar kita dapat dengan mudah memahaminya, memang terdengar membingungkan mengenai perkara ini jika di pikirkan kembali. Namun sekali lagi kita diingatkan bahwa laki-laki tidak boleh bertudung karena kepalanya haruslah memancarkan cahaya Kristus sedangkan perempuan di wajibkan untuk bertudung karena untuk menjaga dan menghargai kepalanya yakni laki-laki. Jilbab menurut Kristen jika tidak diterapkan apakah akan mendapatkan hukuman? Memang saat ini banyak gereja-gereja yang tidak menerapkan bagi jemaatnya terutama kaum perempuan untuk menurutup kepalanya atau dengan kata lain bertudung. Istilah penggunaan kata jilbab sangat jarang didengar karena biasanya gereja menggunakan kata tudung atau penutup kepala. Meskipun demikian terdapat beberapa gereja yang mengajarkan kepada jemaat wanita untuk menerapkan prinsip ini, seperti menggunakan tudung kepala saat sedang melakukan ibadah perjamuan kudus. Meskipun demikian hal ini tidaklah wajib hukumnya karena segala sesuatu yang dilakukan haruslah dengan iman dan kebenaran akan kasih Tuhan. Kasih tidak mungkin akan menghukum melaikan akan memberikan pengertian dan pemahaman yang sejati. Sejatinya pengunaan jilbab atau tudung kepala haruslah bermula dari keinginan hati pribadi bukan karena aturan, tata cara ibadah atau hal lain sebagainya. Seperti yang kita ketahui jika kita bekerja haruslah bekerja untuk Tuhan demikian pula dengan perkara jilbab ini. Jika kita ingin fokus kepada Tuhan yang mana ini berasal dari keinginan hati karena merasakan hadirat Tuhan maka lakukanlah. Kasih itu tidak menuntu balas, kasih itu baik dan pengertian dan kasih adalah Yesus Kristus .Menggunakan atribut keagamaan baik itu jilbab salib dll adalah hak seseorang bukanlah kewajiban, sangatlah mengecilkan arti iman, ketika keimanan seseorang dikaitkan dengan atribut keagamaan yang digunakan, perwujudan keimanan adalah tindakan hidup dalam kehidupan seseorang bukan pada atribut agama yang digunakan, karenanya yang menyelamatkan seseorang dihadapan Allah nya adalah wujud tindakan hidupnya yang mencerminkan keimanannya pada Allah, atribut agama tidak menyelamatkan seseorang. Atribut agama hanyalah penanda tapi bukan wujud apa yang diimaninya. Mantillais tudung atau kerudung yang biasa dipakai perempuan Katolik saat upacara atau upacara liturgi lain. Pemakaian mantilla wajib diwajibkan dalam Kitab Hukum Kanonik KHK 1262. Namun, dalam semangat pembaruan, Gereja tak lagi mewajibkan pemakaian mantilla, tapi juga tidak membatalkan umat yang ingin memakainya. Sehingga masih ada umat di beberapa tempat, seperti di kawasan Amerika Latin, Eropa, dan Asia yang masih mempertahankan tradisi pemakaian mantilla. Mantilla biasa terbuat dari bahan renda sejenis brokat atau kain berenda. Sebagian umat yang masih memegang tradisi penggunaan tradisi dengan alasan berdasar surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus, terutama 1 Korintus 11 4-10 yang mengajarkan bahwa dalam hal berdoa, dalam upacara liturgi, yang mengaturnya sesuai dengan budaya yang baik, yang sesuai pada masa itu, di mana perempuan berada di mana-nya menggunakan tudung kepala sebagai tanda ketaatan kepada Sang Kepala, yakni Kristus. Budaya pemakaian tudung bagi perempuan pada masa itu juga merupakan simbol ketaatan kepada suami atau ayah, sebagai kepala keluarga. Namun setelah Konsili Vatikan II, Kongregasi Ajaran Iman menyatakan bahwa tradisi pemakaian kerudung perempuan dalam upacara liturgi tidak lagi diwajibkan. Ketentuan tentang kewajiban memakai mantilla pun ditiadakan dalam Kitab Hukum Kanonik. Meski tidak jelas kewajiban kanonik bagi para perempuan yang diberi penutup kepala, namun mereka tetap bebas memakai atau tidak memakai penutup kepala saat upacara liturgi. Penutup kepala bagi perempuan - Mantilla - ini merupakan ungkapan iman atau devosi pribadi. Di masa kini , anjuran / perawatan Rabbi Saul tetap bisa dipakai sebagai pembelajaran, walaupun Pelayan Tuhan perempuan masa kini umumnya tidak menggunakan Kerudung mungkin suster di Gereja Katolik & Kristen Syria / ortodoks dan beberapa aliran lain yang masih memakaianya, tetapi sudah selayaknya para pelayan Tuhan pelayanan pakaian "sopan" dalam pelayanan. ContohnyaTrend fasion perempuan sekarang udah lazim memakai kaus cekak nampaknya puser-nya, tank top yang sexy, jeans belel, dst. Walaupun mereka perempuan baik-baik / anak orang baik-baik. Meskipun berpakaian itu sudah umum dipakai di berbagai tempat, tetapi gaya pakaian tersebut tentu "tidak cocok" untuk dipakai dalam pelayanan di gereja. Pembawa Firman Tuhan lazim memakai pakaian bagus di mimbar, mengenakan jas dan dasi, kalau yang perempuan juga memakai pakaian sopan dan bagus, demikian juga para Diaken, tidak ada anjuran, tetapi cara berpakaian seperti ini lebih menghormati Wibawa Allah dan menghadiri jemaat yang sedang mendengarkan khotbah yang datang ke gereja untuk jalan. Tentang fashion memang tidak bisa diseragamkan, satu tempat dengan tempat lain, satu masa dengan masa lain, iklim, adat, budaya juga bisa membedakan gaya orang berpakaian dan berpenampilan, termasuk gaya rambut. MENGAPA JILBAB TAK LAGI WAJIB GUGURNYA PERINTAH HIJAB BAGI UMAT ISLAM Ayat 59 surat Al-Ahzaab umumnya menjadi dalil bagi mereka yang mewajibkan jilbab jilbab dalam Bahasa Arab merupakan kain lebar yang menutup seluruh tubuh. Ayat tersebut memang benar adanya kita dapati dalam Al-Qur’an. Dalam kamus bahasa Arab, salah satu arti dari kata jilbab جلباب adalah kain yang dipakai di bagian atas pakaian perempuan. Bisa juga disebut dengan al-milhafah الملحفة, yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kerudung. Jadi perempuan Indonesia yang memakai kerudung also daerahnya atau ala budaya serta tradisi suku - suku Di Indonesia itu sudah memakai jilbab. Para istri dan keluarga tokoh Islam zaman dulu rata-rata berkerudung. Mereka sudah berjilbab. Jilbab Indonesia, bukan jilbab Arab. Tidak ada yang ribut soal itu. Keributan soal jilbab dengan model seperti sekarang ini baru terjadi pasca revolusi Iran. Jadi begitu. Oh iya. Kalau hijab حجاب itu artinya tabir. Bisa dari tembok, papan, kain, dll. Hijab itu bukan pakaian. Paham kan?..Namun jika kita telisik lebih dalam mengenai sebab turunnya Asbabun Nuzul, kita akan mendapati bahwa ayat ini sesungguhnya memiliki tujuan khusus. Diceritakan bahwa istri-istri Nabi saat keluar rumah seringkali diganggu oleh para pria jahiliyah hidung belang di Madinah. Saat para pria itu ditegur, mereka berkilah dengan mengatakan bahwa mereka kira istri-istri Nabi itu adalah budak, sehingga mereka boleh mengganggunya Pada masa itu masih ada budak. Mereka tidak dihormati dan lazim dilecehkan. Atas kejadian ini lah, maka istri-istri Nabi dan para muslimah di Madinah diperintahkan untuk berjilbab sebagai identitas yang membedakan mereka dari budak. Sehingga para pria hidung belang tidak lagi memiliki alasan untuk mengganggu mereka. Imam As-Suyuti dalam tafsirnya Duur Al-Mansuur Fi Tafsir Bil Ma’tsur menjelaskan lebih lanjut perihal ayat ini “Jilbab dimaksudkan agar orang-orang dapat membedakan yang mana perempuan merdeka. Umar tidak menyuruh budak perempuan untuk berjilbab dan berkata jilbab adalah untuk perempuan merdeka, agar mereka tidak dilecehkan.. Umar pernah melihat seorang budak perempuan berjilbab lalu memukulnya dengan tongkatnya, berkata, “lepaskan jilbab itu, jangan coba-coba berpakaian seperti perempuan merdeka!”.. seorang budak perempuan diperlakukan dengan tidak hormat oleh lelaki lain, dan Allah melarang perempuan merdeka untuk disamakan dengan budak perempuan.” Dari penjelasan ini, dapat diketahui bahwa jilbab bukanlah identitas muslimah, melainkan identitas perempuan merdeka pada zaman itu. Ini adalah penjelasan yang jauh lebih logis, karena perempuan Yahudi dan Nasrani di masa awal Islam juga berjilbab. Sehingga jilbab bukanlah pakaian pembeda agama, melainkan pembeda kelas sosial. Hal ini ditegaskan oleh keputusan di masa Khalifah Umar yang melarang budak perempuan untuk berjilbab. Karena jilbab adalah pakaian khusus untuk perempuan merdeka. Dalam 4 Madzhab Fiqih, batasan aurat seluruh badan hanya lah untuk perempuan merdeka. Sedangkan budak perempuan meski muslimah sekali pun auratnya sama seperti laki-laki, hanya dari lutut sampai pusar. Maka keliru sekali jika dikatakan bahwa jilbab identitas muslimah. Kata “agar mudah dikenali” dalam Al-Qur’an berarti agar mudah dikenali bahwa dia perempuan merdeka, bukan muslimah. Jilbab juga bukan berfungsi untuk menahan hasrat lelaki seperti banyak dikemukakan. Karena jika para lelaki mau, mereka bisa saja tetap mengganggu wanita yang berjilbab sekali pun saat ini pun banyak juga kejadian wanita berjilbab masih diganggu. Jilbab hanyalah sekedar penanda di zaman Nabi bahwa seorang perempuan itu merdeka. Sehingga jika ada pria yang masih berani mengganggunya, maka para pria lain dapat mengambil tindakan tegas dengan menghukum pria pengganggu itu. Lalu mengapa jilbab kini tak wajib lagi? Setidaknya ada dua alasan utama yang Budak sudah tidak ada lagiAyat yang menyuruh perempuan berjilbab pada hakikatnya memiliki semangat proteksi. Ayat ini merupakan bentuk perlindungan terhadap martabat perempuan merdeka di masa Nabi agar mereka mudah dikenali sehingga tidak dilecehkan seperti budak-budak perempuan yang kerap digoda saat keluar rumah majikannya. Maka sejalan dengan penghapusan perbudakan di seluruh dunia, sebab ayat ini pun menjadi hilang sehingga perintahnya pun gugur. Batalnya suatu syariat yang disebabkan oleh perubahan keadaan merupakan keniscayaan yang diamini oleh para pemimpin Islam di masa lalu, seperti Umar yang menggugurkan hak muallaf menerima bagian zakat karena perubahan situasi politik. Bahkan sebelum sistem perbudakan dihapuskan, ayat ini sudah tidak lagi memiliki relevansi pada kondisi lain yang menjadi alasan kedua, yaitu — 2. Islam telah memasuki budaya lainJilbab berfungsi sebagai penanda perempuan merdeka di Arab pada masa Nabi. Namun budaya-budaya lain memiliki caranya sendiri dalam membedakan status sosial. Budaya-budaya Nusantara misalnya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, memiliki cara berupa penggunaan motif kain yang berbeda untuk status sosial yang berbeda. Begitu juga budaya-budaya lain di seluruh dunia punya caranya sendiri dalam membedakan status sosial. Sehingga jilbab tidak memiliki relevansi di luar Arab bahkan sejak sistem perbudakan masih ada. Karena tujuan yang dimaksud bukanlah jilbabnya melainkan fungsinya sebagai pembeda antara perempuan merdeka dan budak, sehingga yang merdeka tidak bisa diganggu. Sementara budaya lain di luar Arab memiliki caranya masing-masing dalam memenuhi fungsi pembeda itu. Dalam masa modern saat ini, ketika budak sudah dihapuskan, maka baik jilbab maupun motif kain sebagai pembeda status sama-sama telah kehilangan relevansinya. Karena kini tidak ada lagi merdeka atau budak, bangsawan atau rakyat biasa. Semua orang kini sama. Setara. Di luar itu, setiap budaya juga memiliki standar kesopanannya masing-masing yang berbeda. Bagi kita bangsa Indonesia, perempuan berambut dan bahu terbuka adalah hal yang lumrah dan sopan-sopan saja. Di desa-desa, perempuan mandi di kali dengan berbalut kain atau sarung saja adalah hal biasa. Hal itu tidak menjadi alasan bagi laki-laki di desa untuk berbuat kurang ajar. Perbedaan budaya ini sangat dipahami oleh para wali serta ulama di Nusantara pada zaman dahulu. Itu lah mengapa kita tidak mendapati nenek-nenek kita berjilbab. Para ulama Nusantara hanya meminta perempuan untuk menutup tubuhnya saat sembahyang, sehingga kita mengenal alat salat yang bernama mukena. Pakaian mukena ini tidak terlalu dikenal di Arab yang memang sehari-hari sudah berpakaian tertutup. Ini ijtihad para wali dalam menghormati adat Nusantara. Mereka tidak dengan angkuhnya mengancam para nenek kita dulu yang berpakaian terbuka. Berjilbab atau pun tidak bukanlah ukuran untuk menilai kebaikan diri seseorang. Semua kembali pada menata pikiran dan menjaga hati masing-masing. Al-Qur’an telah menyuruh laki-laki untuk “menahan pandangan” dan “menjaga kemaluan”. Bukan menyalahkan perempuan apalagi memaksanya berjilbab, karena pakaian selebar apa pun tidak akan cukup jika laki-laki tidak mengendalikan dirinya sendiri. Pada akhirnya, bukan lah selembar kain yang menentukan siapa yang paling mulia, melainkan hati dan amal perbuatannya. Dan hanya Tuhan lah yang paling berhak menilainya. Tugas kita hanya lah menjalani hidup dengan baik, saling menghormati dan saling melindungi sesama. Sesederhana KEPALA BAGI PEREMPUAN DAN RAMBUT PENDEK BAGI LAKI-LAKI DALAM KITAB KORINTUS 1 2 3 4 5 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Cewekcantik pake tengtop ungu siap ngentot. 03.07.2022 · baju kurung bertudung romen. 04.07.2022 · awek baju kurung melancap pakai dildo. Pria dan wanita menggunakan penutup dan hiasan kepala. 27.12.2019 · wanita akan menggunakan baju kurung berbahan sutra atau beludru, serta mahkota paksian. NilaiJawabanSoal/Petunjuk SONGKOK Tudung kepala untuk kaum pria PECI Penutup kepala, dipakai di kepala oleh pria Indonesia POMADE Minyak rambut yang kental, berbau harum yang biasa digunakan kaum pria KAIL, KAIL-KAIL Rasa sakit pd tenggorokan ketika menelan; ketulangan di tenggorokan; pancingan barang tenunan yang dikenakan untuk pakaian atau maksud lain; - b... TALI ...yu yang akan digergaji; 2 tali pd batu anting; - tudung 1 tali pd tudung; 2 cambang tipis yang sampai di bawah agu; - tunda tali untuk menghela prah... TOPI Tudung kepala CAPING Tudung kepala berbentuk kerucut SARUNG Yang digunakan pria saat salat TOPI CETOK Tudung kepala seperti dipakai penunggang kuda UNISEKS Bisa digunakan oleh pria maupun wanita UDENG Ikat kepala pria Jawa & Bali BANTAL Alas kepala yang digunakan saat tidur CIPUT Penutup kepala yang digunakan sebagai dasar jilbab KOKO Baju yang indentik dengan busana muslim kaum pria TEUKU Gelar bangsawan untuk kaum pria dari suku Aceh GUILLOTINE Alat pemenggal kepala yang pernah digunakan di Perancis CEPIAU Tudung kepala; topi seperti yang dipakai penunggang kuda KERUDUNG Tudung lampu dsb; kain penutup kepala muka; cadar; BLANGKON Tutup kepala tradisional Jawa untuk pria dibuat dari batik TENGKULUK Penutup kepala yang biasa digunakan oleh perempuan-perempuan di Jambi HELM ... proyek digunakan para pekerja proyek untuk melindungi kepala LULUR Salah satu cara perawatan kulit yang biasa digunakan kaum perempuan TURUNKANSEWATANAH Isu yang seriing digunakan oleh pki untuk menghasut kaum tani SERUPUT Perdu, digunakan untuk mengobati sakit kepala dan sakit perut; Rungia laxiflora TERENDAK Tudung besar penutup kepala dibuat dari rotan, bambu, dsb yang dianyam
Hoodieadalah jenis jaket pria keren yang saat ini paling diminati oleh kawula muda. Sesuai namanya, jaket ini identik dengan tudung kepala dan tidak memiliki risleting maupun kancing. Jaket hoodie cocok dipakai saat cuaca dingin, naik motor, atau sekedar bersantai. Bentuknya yang simpel dan kasual, membuat jaket hoodie laris manis di pasaran.
Kapan dan mengapa seorang wanita Kristen harus mengenakan tudung kepala sehubungan dengan ibadatnya? Mari kita bahas apa yang rasul Paulus tulis di bawah ilham tentang pokok ini. Ia memberikan pedoman yang kita butuhkan untuk dapat membuat keputusan yang benar, yang akan menghormati Allah. 1 Korintus 113-16 Paulus mengungkapkan tiga hal yang perlu dipertimbangkan 1 kegiatan yang mengharuskan seorang wanita mengenakan tudung kepala, 2 situasi yang mengharuskannya melakukan hal itu, dan 3 alasan dia menerapkan standar ini. Kegiatan. Paulus menyebutkan dua kegiatan berdoa dan bernubuat. Ayat 4, 5 Doa, tentu, adalah komunikasi yang bersifat ibadat kepada Yehuwa. Dewasa ini, bernubuat dapat diterapkan untuk kegiatan mengajarkan hal-hal berdasarkan Alkitab, yang dilakukan seorang pelayan Kristen. Tetapi, apakah Paulus menyatakan bahwa seorang wanita harus selalu mengenakan tudung kepala apabila ia berdoa atau mengajarkan kebenaran Alkitab? Tidak. Situasinya menentukan hal itu. Situasi. Kata-kata Paulus menyatakan dua situasi, atau lingkup kegiatan​—keluarga dan sidang. Ia mengatakan, ”Kepala dari seorang wanita adalah pria; . . . setiap wanita yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung mempermalukan kepalanya.” Ayat 3, 5 Dalam keluarga, suami adalah orang yang Yehuwa tetapkan sebagai kepala atas istri. Jika istri tidak mengakui wewenang suaminya sebagaimana layaknya, ia akan mempermalukan suaminya jika ia melaksanakan tanggung jawab yang Yehuwa berikan kepada sang suami. Misalnya, kalau ia sampai harus memandu pelajaran Alkitab sewaktu suaminya sedang berada di situ, ia akan mengakui wewenang suaminya dengan mengenakan tudung kepala. Ia akan melakukan hal itu, entah suaminya sudah terbaptis atau tidak, karena suami adalah kepala keluarga. * Jika seorang wanita berdoa atau mengajar sewaktu putranya yang di bawah umur namun terbaptis ada di situ, wanita itu juga akan mengenakan tudung kepala, bukan karena putranya adalah kepala keluarga, tetapi karena wewenang yang diberikan kepada anggota pria yang terbaptis di sidang Kristen. Paulus menyebutkan situasi di sidang, dengan mengatakan, ”Jika seseorang tampaknya membantah oleh karena suatu kebiasaan lain, kami tidak mempunyai kebiasaan lain, demikian juga sidang-sidang jemaat Allah.” Ayat 16 Di sidang Kristen, kekepalaan dikaruniakan kepada pria terbaptis. 1 Timotius 211-14; Ibrani 1317 Hanya kaum pria yang dilantik sebagai penatua dan hamba pelayanan, disertai tanggung jawab dari Allah untuk memelihara kawanan Allah. Kisah 2028 Tetapi kadang-kadang, karena keadaan, seorang wanita Kristen bisa jadi diminta melaksanakan tugas yang biasanya dilakukan oleh pria terbaptis yang memenuhi syarat. Misalnya, ia mungkin perlu memimpin pertemuan untuk dinas lapangan karena tidak ada pria terbaptis yang memenuhi syarat. Atau, bisa jadi ia memandu pelajaran Alkitab di rumah yang telah diatur sebelumnya yang dihadiri seorang pria terbaptis. * Karena kegiatan itu sebenarnya adalah bagian dari fungsi sidang Kristen, ia akan mengenakan tudung kepala untuk mengakui bahwa ia melaksanakan tugas yang biasanya diberikan kepada pria. Sebaliknya, banyak segi dalam ibadat tidak mengharuskan seorang saudari mengenakan tudung kepala. Misalnya, jika ia memberikan komentar di perhimpunan, melakukan pelayanan dari rumah ke rumah bersama suaminya atau pria lain yang terbaptis, atau memberikan pelajaran Alkitab kepada anak-anaknya yang belum terbaptis atau berdoa bersama mereka. Memang, mungkin timbul pertanyaan lain, dan jika seorang saudari merasa tidak pasti akan suatu hal, ia bisa melakukan riset tambahan. * Jika ia tetap merasa tidak pasti dan jika hati nuraninya menggerakkan dia untuk mengenakan tudung kepala, hal itu tidak salah, sebagaimana diperlihatkan dalam gambar di atas. Alasan. Di ayat 10 kita menemukan dua alasan seorang wanita Kristen akan memenuhi tuntutan ini, ”Wanita sepatutnya mengenakan tanda wewenang di atas kepalanya oleh karena para malaikat.” Pertama, perhatikan istilah ”tanda wewenang”. Wewenang siapa? Mengenakan tudung kepala adalah cara seorang wanita menunjukkan bahwa ia mengakui wewenang yang Yehuwa berikan kepada pria terbaptis di sidang. Jadi, ia menyatakan kasih dan keloyalannya kepada Allah Yehuwa. Alasan kedua ditemukan pada kata-kata ”oleh karena para malaikat”. Apa pengaruhnya atas makhluk-makhluk roh yang perkasa itu jika seorang wanita mengenakan tudung kepala? Para malaikat ingin melihat bahwa wewenang Allah diakui di seluruh organisasi Yehuwa, di surga dan di bumi. Mereka juga mendapat manfaat dari teladan manusia yang tidak sempurna dalam hal ini. Hal ini jelas, karena mereka juga harus tunduk kepada pengaturan Yehuwa​—ujian yang tidak berhasil dilalui banyak malaikat di masa silam. Yudas 6 Nah, para malaikat mungkin melihat ada seorang wanita Kristen yang lebih berpengalaman, mempunyai lebih banyak pengetahuan, dan lebih cerdas daripada seorang pria terbaptis di sidang; tetapi, wanita itu bersedia memperlihatkan ketundukan kepada wewenang saudara tersebut. Adakalanya, wanita itu adalah seorang Kristen terurap yang belakangan akan menjadi salah satu di antara sesama waris bersama Kristus. Ia akhirnya akan melayani dengan kedudukan yang bahkan lebih tinggi daripada para malaikat dan memerintah bersama Kristus di surga. Benar-benar teladan bagi para malaikat! Sesungguhnya, alangkah besar hak istimewa yang dimiliki semua saudari, yaitu dengan rendah hati memperlihatkan ketaatan melalui keloyalan dan ketundukan mereka di hadapan jutaan malaikat yang setia!
1 Timotius 2:11-14; Ibrani 13:17) Hanya kaum pria yang dilantik sebagai penatua dan hamba pelayanan, disertai tanggung jawab dari Allah untuk memelihara kawanan Allah. ( Kisah 20:28 ) Tetapi kadang-kadang, karena keadaan, seorang wanita Kristen bisa jadi diminta melaksanakan tugas yang biasanya dilakukan oleh pria terbaptis yang memenuhi syarat.
Ilustrasi Tudung Kepala untuk Kaum Pria. Foto _feykaryuzaily by Pernahkah kamu menggunakan tudung kepala untuk kaum pria terbuat dari beludru atau songkok? Tudung songkok atau kopiah awalnya digunakan sebagai pakaian pasukan khusus Bhayangkara, dicatat dalam Hikayat Banjar yang ditulis pada atau tidak lama setelah tahun 1663. Songkok direkam dalam catatan kosakata Italia-Melayu buatan Antonio Pigafetta tahun 1521 terbit tahun 1524 sebagai songkok juga dipakai oleh tentara dan polisi Malaysia dan Brunei pada upacara-upacara tertentu. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai songkok dalam pakaian adat Mengenai Tudung Kepala untuk Kaum PriaIlustrasi Tudung Kepala untuk Kaum Pria. Foto muhammedweb by peci, atau kopiah merupakan topi yang banyak sekali dipakai di Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina Selatan, dan Thailand Selatan, paling umum di kalangan pria Muslim. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, songkok adalah penutup kepala untuk kaum pria yang terbuat dari bahan kain dari buku Fakta Menakjubkan Tentang Indonesia yang ditulis oleh Navita Kristi, dkk 2012 21, songkok juga digunakan pada pakaian adat pria Provinsi Kepulauan Riau. Pakaian adat tersebut terdiri dari teluk belanga atasan, celana, kain sampan, dan songkok atau penutup kain sampan memiliki warna dan corak yang sama dengan baju atasannya. Pakaian adat ini disebut dengan baju melayu teluk belanga. Sementara pakaian adat perempuan berupa baju kurung, kain, dan selendang yang disampirkan di bahasa Inggris, songkok diistilahkan dengan skull cap yang berfungsi untuk menutupi setengah lingkaran pada bagian atas kepala seseorang. Namun karena sulitnya pelafalan dan pengaruh penjajahan wilayah Melayu yang dulunya sebagian besar dikuasai oleh songkok disebut di semenanjung Melayu seperti yang kita kenal saat sekarang ini, sedangkan di Jawa disebut kopiah atau kopeah. Songkok juga dikenal luas di Indonesia sebagai peci, meskipun bentuk yang lebih elips dan kadang-kadang jawaban mengenai tudung kepala untuk kaum pria dalam pakaian adat Indonesia. Semoga informasi di atas bermanfaat! CHL TUDUNGKEPALA BAGI PEREMPUAN DAN RAMBUT PENDEK BAGI LAKI-LAKI DALAM KITAB KORINTUS : a. HIASAN KEPALA WANITA : * 1 Korintus 11:2-16. 11:2 Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu. 11:3 LAI TB, Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu NilaiJawabanSoal/Petunjuk SONGKOK Tudung kepala untuk kaum pria PECI Dipakai Di Kepala TOPI Dipakai Di Kepala CAPING Tudung kepala berbentuk kerucut UDENG Ikat kepala; destar TOPI CETOK Tudung kepala seperti dipakai penunggang kuda KERUDUNG Kain penutup kepala KOKO Baju yang indentik dengan busana muslim kaum pria TEUKU Gelar bangsawan untuk kaum pria dari suku Aceh CEPIAU Tudung kepala; topi seperti yang dipakai penunggang kuda BLANGKON Tutup kepala tradisional Jawa untuk pria dibuat dari batik POMADE Minyak rambut yang kental, berbau harum yang biasa digunakan kaum pria TERENDAK Tudung besar penutup kepala dibuat dari rotan, bambu, dsb yang dianyam CETOK 1 tudung kepala seperti yang dipakai oleh petani Cina; 2 topi gabus FEMINISME Gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria CAPIL Tudung kepala dari anyaman bambu yang bentuknya lancip ke atas dan melebar kelilingnya; caping CAPELIN Tudung kepala dari anyaman bambu dsb yang bentuknya lancip ke atas dan melebar kelilingnya; capil; caping EMANSIPASI 1 pembebasan dari perbudakan; 2 persamaan hak dalam hukum seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria VASEKTOMI Operasi pemandulan pd kaum pria dengan cara memotong saluran sperma atau saluran mani dari bawah buah zakar sampai ke kantong sperma TABIR Tirai penyekat pendinding atau penutup dinding - itu memisahkan ruang kaum wanita dengan ruang kaum pria; - asap asap yang dikeluarkan untuk mel... LUNAK 1 lembut; empuk pasien hanya diperbolehkan menyantap makanan yang -; 2 ki tidak lekas marah; sabar; tidak terlampau keras mempertahankan pendiriann... TUDUNG Tutup kepala GARUDA 1 burung pemakan daging, bentuknya seperti elang; 2 lambang negara Indonesia berupa gambar burung garuda dengan jumlah bulu sayap 17, bulu ekor 8, bu... TAJUK Judul; kepala surat PANGKAL 1 bagian yang permulaan atau yang dianggap sebagai dasar terutama tt sesuatu awal; permulaan; 3 pokok; bagian isi yang terutama; 4 asal; sebab uta...
Tidakhanya kaum pria, kaum wanita pun kini sangat gemar menggunakan hoodie . Hoodie begitu diminati karena memang sangat nyaman digunakan. Kata hoodie sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu hood yang berarti tudung atau penutup kepala. 10 rekomendasi tas ransel laptop pria untuk kerja. Jul 27 2022. Jenis-jenis tas wanita dan
BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA TUDUNG KEPALA PRIA PADA BUSANA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT GORONTALO JURNAL Diajukan untuk memenuhi salah satu pensyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Kriya Fakultas Teknik Oleh NURHAYATI DAWALI NIM 544 409 029 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK KRIYA PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN TEKNIK KRIYA 2013 BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA TUDUNG KEPALA PRIA PADA BUSANA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT GORONTALO Nurhayati Dawali, Yus Iryanto Abas, Noval S. Talani Mahasiswa Teknik Kriya, Dosen Teknik Kriya, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data akurat mengenai bentuk, fungsi, dan makna tudung kepala pria pada busana adat perkawinan masyarakat Gorontalo. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif yaitu menguraikan secara utuh berbagai objek dari subjek yang diteliti. Subjek penelitian adalah bentuk, fungsi, dan makna tudung payungo dan paluwala. Objek penelitiannya adalah tudung payungo dan tudung paluwala. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis secara interaktif, melalui tahapan mereduksi data, menyajikan data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa a Bentuk tudung payungo meliputi bentuk dasar segi empat, segi tiga, buah bitila, rantai, buah padi dan bulan bintang. Sedangkan pada bentuk tudung paluwala meliputi bentuk segi tiga sama kaki, bulan sabit, daun bitila, ular naga, bunga rose, dan rantai; b Fungsi tudung payungo dan paluwala selain memiliki fungsi secara umum sebagai tudung kepala pada saat akad nikah dan resepsi pernikahan juga memiliki fungsi seni, fungsi aksesoris, dan fungsi estetika; c Makna tudung payungo terkandung pada empat warna adat daerah Gorontalo yang disebut tilabatayila yaitu warna merah, kuning, hijau, dan ungu juga pada bagian aksesoris. Sedangkan pada tudung paluwala maknanya pada warna hitam pembungkus tudung, dan juga pada bagian aksesoris; d Perbedaan dan persamaan tudung payungo dan paluwala terdapat pada bentuk dasar, tambi’o, fungsi, dan makna dari setiap tudung payungo dan paluwala. Kata kunci Bentuk, Fungsi, Dan Makna Tudung Kepala Pria Payungo dan Paluwala. PENDAHULUAN Salah satu karya seni yang ada di Gorontalo adalah pakaian adat. Pakaian adat Gorontalo ada beberapa jenis di antaranya pakaian adat untuk aqikah, pakaian adat khitanan, molondalo, dan pakaian adat perkawinan. Untuk pakaian adat perkawinan ada dua macam yang dipakai pada dua prosesi yaitu prosesi akad nikah dan prosesi resepsi pernikahan. Pakaian adat perkawinan adalah salah satu contoh karya seni yang telah diwarisi secara turun temurun sehingga, telah menjadi budaya lokal masyarakat. Dalam melangsungkan perkawinan, pengantin pria dan wanita mengenakan pakaian adat dan bagi pengantin pria dilengkapi dengan tudung kepala. 2 Tudung kepala yang dipakai oleh pria ada dua bentuk yang dipakai berdasarkan dua prosesi adat perkawinan tudung kepala yaitu pria pada prosesi akad nikah dan tudung kepala pria pada prosesi resepsi pernikahan. Kedua tudung kepala pria yang dipakai pada dua prosesi yang berbeda itu memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Perbedaan bentuk dan fungsi dapat mendorong adanya makna yang berbeda pula. Meskipun terdapat perbedaan tidak menutup kemungkinan akan ada beberapa persamaan jika dilihat dari beberapa bentuk, fungsi, dan makna secara spesifik. Berdasarkan perbedaan dan persamaan bentuk dan fungsi tudung kepala pria secara spesifik maka masyarakat diharapkan mampu melihat dan membedakan, bentuk dan fungsi tudung kepala pria agar bisa menjaga kelestarian budaya daerah. Dengan demikian penelitian tentang bentuk, fungsi, dan makna tudung kepala pria yang merupakan bagian dari pakaian adat perkawinan masyarakat Gorontalo relevan dilaksanakan. Karena peneliti melihat bahwa kedua tudung tersebut memiliki keunikan-keunikan bentuk tudungnya maupun aksesoris yang digunakan disamping penggunaannya pada prosesi adat yang berbeda, yaitu prosesi akad nikah dan resepsi perkawinan. Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan “bagaimana bentuk, fungsi, dan makna tudung kepala pria pada busana adat perkawinan Gorontalo?” Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk 1. Untuk mengetahui dan memahami bentuk, fungsi, dan makna tudung kepala pria pada busana adat perkawinan masyarakat Gorontalo. 2. Menemukan perbedaan dan persamaan bentuk, fungsi, dan makna tudung kepala pria pada busana adat perkawinan masyarakat Gorontalo. PEMBAHASAN Konsep Tudung Kepala Dalam kamus bahasa Indonesia Partanto dan Yuwono 1994495 “tudung” merupakan sesuatu yang dipakai untuk menutup bagian sebelah atas kepala atau lubang. Pendapat lain juga dinyatakan oleh Hariana 2008 87-88 dalam tesis yang berjudul “Busana Adat Perkawinan Suku Gorontalo” bahwa “Pada struktur pakaian adat pengantin laki-laki secara umum yang terdiri dari pakaian bagian atas sebagai penutup kepala untuk pakaian adat paluwala disebut juga paluwala dan untuk pakaian adat payunga tilabatayila disebut payungo, Berdasarkan uraian di atas bahwa tudung merupakan penutup kepala dan juga sebagai pakaian bagian atas sebagaimana diungkap Hariana. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian pada tudung kepala pria yaitu penutup kepala untuk pakaian adat paluwala yang disebut juga tudung paluwala dan untuk pakaian adat payunga tilabatayila yang disebut tudung payungo. Kategori Bentuk Margono dan Azis 2010141 mengemukakan ”Bentuk terjadi melalui penggabungan unsur bidang. Misalnya, sebuah kotak terwujud dari empat sisi bidang yang disatukan. Kesan dan sifat suatu benda lebih ditentukan oleh nada gelap-terang, warna, dan tekstur benda”. Menurut Sanyoto 200993 “Kehadiran 3 bentuk dalam seni rupa tidak terlepas dari peranan garis yang memberi batas ruang, sebagaimana yang terdapat dalam bentuk bidang dua dimensional garis menjadi batas keruangan dengan bidang yang lainnya dan pada bentuk tiga dimensional dibatasi oleh garis imajiner. Maka dalam hal ini, bentuk sangat tergantung dari keberadaan garis yang menentukan identitas dari sebuah bentuk” Berdasarkan pendapat di atas, bentuk dipengaruhi oleh unsur bidang yang berawal dari garis. Keberadaan garis akan membentuk bidang dua dimensional dan bidang tiga dimensional. Bentuk yang di uraikan di atas terkait dengan obyek penelitian yaitu bentuk tudung kepala pria yang dipakai pada prosesi pernikahan yaitu tudung paluwala dan payungo. Pada bentuk tudung kepala pria tidak hanya bentuk secara visual yang akan diteliti, namun peneliti juga akan meneliti lebih detil juga tentang bentuk-bentuk yang menjadi aksesoris tudung kepala tersebut yaitu pada bentuk hiasan. Bentuk Berupa Titik Pada tambi’o yang terdapat di tudung payungo dan paluwala dimungkinkan menggunakan motif titik dan juga tidak memiliki motif titik. Menurut Sanyoto 200569, ”sebutan yang umum adalah bahwa suatu bentuk dikatakan titik karena ukurannya kecil. Namun, kecil itu sesungguhnya nisbi. Dikatakan kecil manakala obyek tersebut berada pada area yang luas, dan dengan obyek yang sama dapat dikatakan besar manakala diletakkan pada area sempit”. Dari uraian di atas peneliti dapat menjelaskan bahwa bentuk titik yang ada pada tambi’o tudung payungo dan paluwala merupakan salah satu unsur untuk membentuk komposisi bidang dengan dasar berupa titik, karena titik juga dapat berpengaruh terhadap bentuk kreasi suatu obyek. Bentuk Berupa Garis Pembentukan suatu obyek tidak lepas dari adanya garis-garis tertentu. Demikian halnya dengan pembentukan tudung kepala pria yaitu paluwala dan payungo serta pada bagian tambi’o yang dibentuk dengan adanya garis. Bentuk berupa garis dapat dinyatakan oleh Sanyoto 200574, bahwa ”Raut garis adalah ciri khas bentuk garis. Raut garis secara garis besar hanya terdiri dari dua macam, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Tetapi secara rinci dapat dibedakan antara lain1 Garis lurus terdiri dari; garis horizontal,garis diagonal, dan garis vertikal. 2 Garis lengkung terdiri dari; garis lengkung kubah, dan lengkung busur. 3 Garis majemuk, terdiri dari; garis zig-zag, garis berombak/lengkung S. 4 Garis gabungan antara garis lurus, lengkung, maupun majemuk”. Dari beberapa gabungan garis di atas, maka peneliti dapat menjelaskan bentuk, fungsi, dan makna tudung payungo serta paluwala berdasarkan adanya beberapa garis tersebut yang juga membentuk tambi’o pada kedua tudung itu. Peranan garis juga diperlukan untuk mengkomposisikan suatu bidang bentuk yang pada pembentukan tudung payungo dan paluwala serta pada bagian tambi’o. Garis-garis yang terdapat pada bentuk-bentuk obyek penelitian ataupun pada 4 bagian aksesoris dapat dikomposisikan menjadi sebuah garis yang bisa memberi kesan pada suatu bidang bentuk tertentu. Misalnya, pada tampak depan tudung payungo dan paluwala, tampak samping kiri dan kanan hingga pada komposisi aksesoris yang terbentuk pada kedua tudung kepala pria tersebut. Bentuk Berupa Bidang Pada pembentukan tudung kepala paluwala dan payungo dibangun dengan dasardasar bentuk bidang geometri dan non geometri. Hal ini didukung oleh pernyataan Sanyoto 200583-84, bahwa ”Macam-macam bentuk bidang meliputi bidang geometri dan non geometri. Bidang geometri adalah bidang teratur yang dibuat secara matematika, sedangkan non geometri adalah bidang yang dibuat secara bebas. Raut bidang geometri atau bidang yang dibuat secara matematika meliputi segi tiga, segi empat, segi lima, segi enam, segi delapan, lingkaran dan sebagainya”. Uraian di atas menggambarkan bahwa bentuk bidang geometri dan non geometri merupakan suatu bentuk bidang yang digunakan untuk membentuk tudung payungo dan paluwala. Bentuk dasar kedua tudung tersebut dapat dibuat berdasarkan bentuk geometri dan bentuk non geometri, bisa dilihat ketika ada bentuk tudung yang tidak menggunakan dasar bentuk bidang geometri. Bentuk geometri dan non geometri juga berperan pada komposisi suatu bidang bagian tambi’o. Bentuk Berupa Motif Pada tudung payungo dan paluwala tentu memiliki motif berdasarkan ketentuan bentuk, fungsi, dan makna tudung itu sendiri. “Motif bidang bisa berupa bidang geometrik, bidang organik, atau gabungan antara keduanya. Motif flora, fauna, dan manusia umumnya ditampilkan dalam bentuk stilasi dan dekoratif” Margono dan Azis, 201071-72. Berdasarkan pendapat di atas bahwa bentuk berupa motif adalah motif yang yang menjadi tambi’o suatu tudung payungo dan paluwala. Berdasarkan bentuk motif yang menjadi tambi’o dari tudung payungo dan paluwala tersebut maka peneliti dapat menganalisis motif-motif tersebut berdasarkan adanya bentuk, fungsi, dan makna motif itu sendiri bagi tudung payungo dan paluwala. Unsur Warna Pada tudung kepala paluwala dan payungo terdapat beberapa warna yang menjadi ciri khas masing-masing tudung kepala pria tersebut sebagai busana adat perkawinan masyarakat Gorontalo. Menurut Kartika 2004108, “Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur susun yang sangat penting, baik di bidang seni murni maupun seni terapan. Bahkan lebih jauh dari pada itu warna sangat berperan dalam segala aspek kehidupan manusia….”. Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa setiap warna pada benda atau suatu obyek yang ada kaitannya dengan aktifitas manusia tentu 5 terdapat makna tersendiri. Salah satunya pada beberapa warna yang ada pada tudung payungo dan paluwala yang memiliki makna berdasarkan tradisi masyarakat setempat khususnya pada obyek penelitian peneliti yaitu tudung payungo dan paluwala. Dari kedua tudung itu memiliki penggunaan warna yang berbeda, untuk tudung paluwala warna menggunakan warna hitam sedangkan tudung payungo mengandung empat warna sebagai warna adat Gorontalo. Pengertian Makna Suatu obyek tentu memiliki makna tersendiri seperti makna untuk bentuk-bentuk tudung payungo dan paluwala. Selanjutnya juga makna yang terdapat pada bagian tambi’o dan warna yang digunakan pada kedua tudung tersebut. Menurut kamus bahasa Indonesia dalam Hariana, 2008 28, ” Kata makna… adalah arti atau maksud, dalam kamus bahasa Inggris ditemukan padanan tentang makna yaitu 1 Mean yang artinya bermaksud, berarti, menakdirkan, memaksudkan, memperuntukkan, dan bersungguh-sungguh; 2 Meaning artinya arti, 3 Meaningful artinya berarti, penuh dengan arti”. Dalam kamus bahasa Indonesia Dani, 2006 328 “makna adalah linguistik atau telaah bahasa secara ilmiah, arti atau maksud sesuatu kata”. Dalam hal ini makna memiliki pengertian tersendiri pada setiap obyek. Peneliti menyimpulkan bahwa makna adalah mengartikan sesuatu yang dianggap penting. Terkait dengan obyek penelitian, peneliti akan mengidentifikasi makna warna, bentuk-bentuk dan tambi’o yang terdapat pada tudung payungo dan paluwala. Misalnya makna dari warna kain yang digunakan pada tudung payungo dan paluwala, makna bentuk dasar tudung payungo dan paluwala, makna motif-motif yang menjadi tambi’o pada kedua tudung itu. Pengertian Umum Busana Penertian secara umum busana menurut Arifah 2003 1 “Secara umum busana…adalah segala sesuatu yang dipasangkan ketubuh manusia mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, meliputi unsur baju, kain/celana selendang/tutup kepala, sandal/alas kaki, dan unsur aksesoris” dalam Hariana, 200820. Selanjutnya menurut Barnard busana juga adalah “salah satu rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya orang menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain, dan selanjutnya, diidentifikasi sebagai suatu kelompok tertentu” dalam Ibrahim, 2006 46. Dari uraian di atas, busana merupakan suatu benda yang dipakai oleh manusia mulai dari ujung kepala hingga ujung mata kaki yang memiliki fungsi untuk melindungi ataupun memperindah tubuh. Berdasarkan hal tersebut tudung kepala payungo dan paluwala yang di pakai oleh pengantin pria merupakan bagian atas dari busana, yakni busana adat perkawinan masyarakat Gorontalo. METODE PENULISAN Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Tilote Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang 6 menghasilkan data bersifat deskriptif. Data-data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini yaitu bentuk, fungsi, dan makna tudung kepala payungo dan paluwala. Sementara objek penelitian adalah tudung payungo dan tudung paluwala. Data yang telah dikumpul dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian maka, peneliti dapat mendeskripsikan bentuk dan fungsi tudung kepala payungo dan paluwala secara rinci dengan melihat bentuk dasar dari masing-masing tudung payungo dan paluwala dan juga dari segi fungsi dan maknanya. Deskripsi Tudung Payungo “Payungo adalah tudung kepala pria yang dipakai pada prosesi akad nikah. Kata payungo merupakan bahasa daerah Gorontalo dan bahasa Indonesia adalah destar kepala. Destar kepala adalah kain yang diikat pada kepala” wawancara bersama Suleman Hunowu 6 september 2013, di Kelurahan Huangobotu. Sementara menurut wawancara bersama Usman 10 september 2013, di Kelurahan Pulubala ”Payungo adalah sebutan tunggal dan payunga tilabatayila adalah sebutan nama tudung yang telah digabung, karena tilabatayila merupakan empat warna sebagai warna adat Gorontalo yang ada pada payungo. Empat warna tersebut adalah warna merah, kuning, hijau, dan ungu”. Berdasarkan dua pendapat informan di atas, bahwa nama tudung untuk pengantin pria yang dipakai pada prosesi akad nikah adalah payungo. Kata payungo merupakan kata tunggal yang memiliki tilabatayila yaitu empat warna adat sehingga untuk menyebutnya lebih lengkap menjadi payunga tilabatayila. Menurut Daulima “tilabatayila terdiri dari1. warna merah merah jambu, merah muda, merah darah babi, oranye, 2. Warna hijau hijau muda, hijau tua,…, 3. Warna kuning kuning emas, kuning telur, kuning muda,…, 4. warna ungu ungu tua, ungu muda,…” 2006185. Keempat warna tilabatayila di atas merupakan warna adat masyarakat Gorontalo yang dipakai pada payungo. Berdasarkan pengamatan terhadap penggunaan keempat warna tilabatayila tersebut terdapat banyak variasi penggunaan warna pada tudung payungo yaitu ada yang lebih menonjolkan warna merah muda, merah jambu, merah darah babi dan begitupun dengan warna-warna lainnya seperti warna hijau yang terdiri dari hijau muda dan hijau tua. Begitu pula dengan warna kuning yaitu terdapat warna kuning emas, kuning telur, dan kuning muda. Demikian pula dengan warna ungu. Bentuk payungo terdiri dari bentuk tampak depan, tampak belakang, tampak atas, tampak bawah, dan tampak samping kiri dan kanan. Pada bagian depan terdapat bentuk segi tiga yaitu jika dilihat secara menyeluruh tapi dalam pembentukan tampak depan payungo, segitiga tersebut merupakan bentuk 7 dasarnya. Sedangkan bentuk payungo dari tampak atas, bawah, kiri, dan kanan terbentuk lingkaran yang disesuaikan dengan ukuran kepala pria. Menurut Sanyoto 200583-84 ”raut bidang geometri atau bidang yang dibuat secara matematika meliputi segi tiga, segi empat, segi lima, segi enam, segi delapan, lingkaran dan sebagainya”. Dari uraian bentuk payungo di atas, dapat digambarkan bahwa bentuk payungo dasarnya dibangun dari bentuk segi empat menjadi bentuk segi tiga sebagai ampak depan. Pada bagian bentuk lainnya membentuk lingkaran kepala tudung payungo. Selain bentuk dasar yang telah diuraikan di atas terdapat juga bentuk-bentuk berupa akesoris hiasan yang biasa disebut tambi’o. “Tambi’o adalah bahasa daerah Gorntalo yang artinya noda. Tambi’o yang dimaksud pada tudung kepala pria yaitu noda berupa motif kembang yang menghiasi tudung” Wawancara Abdul Wahab Lihu tanggal 3 November 2013, di Limboto. Menurut Margono 201071-72 ” motif bidang bisa berupa bidang geometrik, bidang organik, atau gabungan antara keduanya. Motif flora, fauna, dan manusia umumnya ditampilkan dalam bentuk stilasi dan dekoratif”. Uraian di atas dapat dijelaskan bahwa tambi’o yang dijadikan hiasan pada tudung kepala payungo merupakan motif dasar flora yaitu berupa buah bitila dan padi. Sedangkan rantai dengan bentuk lonjong dan bulat dengan dasar bentuk geometris. Pada bagian-bagian sisi tertentu payungo maka hiasan tambi’o dikreasikan agar terlihat unik. Untuk bentuk buah padi kini ada yang masih menggunakannya di tudung payungo dan ada pula yang tidak menggunakan buah padi begitu juga bentuk buah bitila. Deskripsi Tudung Paluwala “Paluwala adalah salah satu tudung kepala pria yang dipakai pada saat repsi pernikahan. Kata paluwala merupakan bahasa daerah Gorontalo dan makuta merupakan setengah bahasa Indonesia yang artinya mahkota” wawancara Suleman Hunowu 6 september 2013, di Kelurahan Huangobotu. “Paluwala juga hanya bisa dipakai oleh olongia raja pada masa kerajaan dan nama paluwala hanya berlaku pada masa pemerintahan kerajaan sebelum pemerintah Belanda masuk ke Gorontalo” wawancara Karmin Delatu 5 oktober 2013, di Bulango Selatan. Menurut Wawancara bersama Usman tanggal 10 september 2013, di Kelurahan Pulubala. “paluwala sudah merupakan nama asli dari tudung kepala pria yang dipakai pada resepsi pernikahan sedangkan makuta merupakan nama tudungnya juga tetapi nama tersebut sudah menjadi istilah tudung kepala pria yang dipakai saat resepsi karena sudah ada pengaruh dari penjajahan Belanda”. Hasil wawancara di atas menggambarkan bahwa nama tudung kepala pria yang dipakai saat resepsi pernikahan disebut paluwala. Kata paluwala merupakan nama asal dari bahasa daerah Gorontalo sedangkan makuta adalah serapan dari bahasa Indonesia mahkota yang dilatari oleh pengaruh penjajahan Belanda sehingga paluwala disebut juga makuta. 8 Pada paluwala terdapat beberapa bentuk dan hiasan aksesoris yang membentuk paluwala yaitu bentuk segi tiga sama kaki, bentuk lengkung, bentuk lingkaran, bentuk tumbuhan yaitu daun bitila yang menempel pada bagian depan tudung kepala paluwala atau lebih jelasnya dilekatkan pada bagian depan bentuk segi tiga sama kaki yang menjulang ke belakang, bentuk hewan yaitu ular naga berada pada tampak samping kiri dan kanan tudung kepala paluwala, dan bentuk hiasan/tambi’o berupa kembang bunga rose, bunga melati, cempaka, delapan bintang kecil, dan rantai. Namun, untuk bentuk bunga melati, cempaka, dan hiasan delapan bintang kecil kini sudah tidak ditemukan pada tudung kepala paluwala karena bentuk kembang yang dipakai pada tudung paluwala adalah bentuk bunga rose. “Bahan-bahan asli yang membentuk paluwala maupun tambi’onya adalah dari bahan suasa campuran perak dan emas dan nggoba tembaga, perak, dan emas. Akan tetapi kini tukang rias sudah tidak menggunakan bahan-bahan asli tersebut karena prosesnya dianggap sulit. Oleh karena itu, bahan yang digunakan kini ada yang berupa aluminium, kuningan, kain, dan bahan plastik. Hal ini dikarenakan proses pembuatan bahan aslinya sudah tidak ada karena proses pembuatan bahannya menggunakan potas dan air keras emas. Sehingga kini, untuk bentuk bitila dan naga menggunakan lembaran kuningan, bahkan plastik dan kain juga dapat dikreasikan untuk membentuk bitila dan hiasan ular naga. Hiasan plastik bisa dibeli di pertokoan dan dari daerah lain karena hal tersebut memudahkan para tukang untuk memperoleh bahannya” wawancara bersama Martha Yusuf 23 November 2013, di Desa Tilote. Dalam kajian bentuk dasar tudung kepala paluwala ini bahwa peneliti dapat mendeskripsikan beberapa pola dasar pembentuk tudung kepala paluwala yang dipakai oleh pria pada resepsi pernikahan. Diantaranya ada bentuk segi tiga sama kaki untuk pembentuk paluwala tampak depan, bentuk lengkung dengan bidang datar menyerupai bentuk setengah lingkaran yang akan membentuk sayap kiri dan kanan pada paluwala. Pada bentuk tampak samping kiri dan kanan inilah yang akan di hiasi dengan bentuk ular naga dan juga bentuk lingkaran sesuai dengan ukuran kepala pria. Deskripsi Fungsi Tudung Payungo Dan Tudung Paluwala Tudung kepala payungo difungsikan secara umum yaitu sebagai tudung kepala yang dipakai oleh pria pada prosesi perkawinan akad nikah. Selain fungsinya secara umum sedangkan tudung kepala paluwala difungsikan secara umum juga untuk dipakai pada saat resepsi pernikahan. Bentuk-bentuk dan hiasan tambi’o yang ada pada kedua tudung tersebut dapat difungsikan secara khusus diantaranya Fungsi Seni, Fungsi Aksesoris, dan Fungsi Estetika. Fungsi Seni Menurut Ensiklopedia Indonesia, bahwa“ pengertian seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahan bentuknya orang senang melihat atau mendengarnya”dalam Margono dan Aziz, 20103. 9 Berdasarkan hal tersebut tudung kepala payungo dan paluwala berfungsi sebagai benda atau karya seni yang telah diciptakan oleh masyarakat Gorontalo yang memiliki keindahan bentuk tersendiri atau keindahan seni. Menurut Margono dan Aziz 20103 mengemukakan bahwa” Keindahan seni adalah keindahan yang diciptakan manusia. Keindahan di luar ciptaan manusia tidak termasuk keindahan yang bernilai seni, misalnya keindahan pantai di Bali, keindahan gunung Bromo, dan keindahan burung merak. Jadi seni merupakan ciptaan manusia yang memiliki keindahan”. Fungsi Aksesoris Pada kedua tudung kepala pria yaitu payungo dan paluwala terdapat bentuk-bentuk sebagai aksesoris yang memiliki makna yang berbeda dari perbedaan bentuk aksesorisnya pula. “Aksesoris adalah pelengkap busana yang berfungsi menambah keserasian berbusana” Riyanto, 2003205. Berdasarkan uraian di atas peneliti dapa menyimpulkan bahwa tudung kepala payungo dan paluwala merupakan pelengkap dari busana adat perkawinan masyarakat Gorontalo. Sedangkan bentuk-bentuk berupa hiasan tambi’o buah bitila, buah padi, bulan bintang, dan rantai merupakan aksesorisnya. Sama halnya dengan bentuk-bentuk yang ada pada tudung kepala paluwala terdapat bentuk aksesoris berupa bentuk dungo bitila, ular naga, bunga rose, dan bulan bintang. Fungsi Estetika Tudung kepala payungo dan tudung kepala paluwala salah satu benda penciptaan manusia pada masyarakat Gorontalo yang memiliki keindahan atau nilai estetika. Menurut Kartika, 200410 ”keindahan dalam arti estetika murni, menyangkut pengalaman estetis dari sesorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedangkan keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna secara kasat mata wadhag”. Uraian di atas menggambarkan bahwa dalam pembuatan tudung kepala tersebut serta bentuk-bentuk aksesorisnya sudah merupakan pengalaman estetis bagi seseorang yang membuatnya dan keindahan yang terdapat pada bentuk tudung kepala payungo dan paluwala ada pada aksesoris hiasan tambi’o dan pada warna kain yang digunakan. Pendapat lain mengatakan menurut Kant, bahwa”ada dua macam nilai estetis… salah satunya nilai estetis atau nilai murni. Oleh karena nilainya murni, maka bila ada keindahan dikatakan murni. Nilai estetis yang murni ini terdapat pada garis, bentuk, warna dalam seni rupa” dalam Kartika, 2007 6. Pada bentuk-bentuk yang ada pada tudung kepala tersebut memiliki nilai estetis murni pada garis-garis yang ada seperti pada garis bentuk segi tiga, persegi panjang, lengkung pada bidang datar dan juga pada komposisi hiasan tambi’o sebagai aksesoris tudung kepala payungo dan tudung kepala paluwala. 10 Deskripsi Makna Tudung Kepala Payungo Dan Paluwala Pada bentuk tudung kepala payungo dan paluwala terdapat makna dari masingmasing bentuk berupa makna bentuk dasarnya, makna tambi’o, dan juga makna warna yang ada dari masing-masing tudung payungo dan tudung paluwala. 1 Makna yang terdapat pada tudung kepala payungo adalah terdapat pada tudungnya dan juga pada bentuk aksesoris yaitu buah bitila, rantai pegikat, satu bentuk bulan bintang, dan padi. Dari bentuk tudung kepala payungo dan bentuk buah bitila serta padi bermakna ikatan seorang raja atau pengantin pria yang disatukan dengan pengantin wanita menjadi satu keluarga. Khusus untuk ujung bentuk segi tiga pada tampak depan payungo menjulang ke atas berbentuk huruf Alif bermakna ke Esaan Tuhan. Selain itu warna tilabatayila juga memiliki makna simbolik sebagai tanda empat kerajaan kecil Gorontalo yang terdiri dari empat linula yaitu Bilinggata/ Kota Ungu, Hunginaa/ Telaga Hijau, Wuwabu/Tapa Kuning, dan Lupoyo/Kabila Merah. Ungu melambangkan kesetiaan dan keanggunan, hijau melambangkan kesuburan, kedamaian, kerukunan, kesejukan dan kesucian agama, kuning melambangkan kemuliaan dan keluhuran budi, dan merah melambangkan keberanian. 2 Makna tudung kepala paluwala yang letaknya menjulang ke atas dan terkulai ke belakang berbentuk bulu unggas yang disebut ”Layi”. Bulu unggas dilambangkan dengan sifat kehalusan dan kelembutan dimana sifat tersebut diharapkan menjadi kepribadian Sang Raja. Layi dimaksudkan menjulang ke atas karena melambangkan huruf Alif yang mengandung makna ke Esaan Tuhan. Selain itu bentuk daun bitila dengan lima helai daun dilambangkan sebagai lima kerajaan besar Gorontalo yaitu1. Kerajaan Tuwawa Suwawa, 2. Kerajaan Hulontalo Gorontalo, 3. Kerajaan Limutu Limboto, 4. Kerajaan Bulango Tapa, dan 5. Kerajaan Atingola Atinggola. Bentuk lain adalah bentuk ular naga yang menggambarkan kewaspadaan dan lambang hukum yang adil dan merata. Bentuk rantai atau rantai yang memberikan makna sebagai pengikat keseluruhan makna tudung dan juga rakyat dengan segala harapannya, dan makna bulan bintang sebagai lambang ada tiga serangkai adat yang mengangkat seorang raja. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa bentuk tudung kepala pria yang dipakai pada prosesi adat perkawinan masyarakat Gorontalo ada dua bentuk yaitu 1. Bentuk, fungsi, dan makna tudung kepala pria yang dipakai pada prosesi adat akad nikah yaitu payungo yaitu a Bentuknya terdapat bentuk dasar segi empat dan segi tiga hingga membentuk tudung kepala dengan bentuk lingkaran juga berdasarkan lingkaran kepala. 11 Bentuk lain yang terdapat pada tudung kepala payungo adalah bentuk buah bitila yang di dalamnya terdapat daun bitila, rantai pengikat, bulan bintang, dan bentuk padi sebagai bentuk aksesoris atau tambi’o pada tudung tersebut. b Fungsi dari bentuk dasar segi empat dan segi tiga yang telah diuraikan di atas adalah sebagai dasar terbentuknya tudung kepala payungo dan tudung kepala ini merupakan hasil karya seni sehingga fungsinya juga sebagai fungsi seni. Sedangkan bentuk buah bitila dan padi merupakan bentuk yang berfungsi sebagai aksesoris pada tudung kepala tersebut dan tudung kepala payungo serta bentuk aksesorisnya memiliki fungsi estetika dalam seni. c Makna yang terdapat pada tudung kepala payungo adalah terdapat pada tudungnya dan juga pada bentuk aksesoris yaitu buah bitila, rantai pegikat, satu bentuk bulan bintang, dan padi. Dari bentuk tudung kepala payungo dan bentuk buah bitila serta padi bermakna ikatan seorang raja atau pengantin pria yang disatukan dengan pengantin wanita menjadi satu keluarga. Khusus untuk ujung bentuk segi tiga pada tampak depan payungo menjulang ke atas berbentuk huruf Alif bermakna ke Esaan Tuhan. Selain itu Warna tilabatayila juga memiliki makna simbolik sebagai tanda empat kerajaan kecil Gorontalo yang terdiri dari empat linula yaitu Bilinggata/ KotaUngu, Hunginaa/ Telaga Hijau, Wuwabu/Tapa Kuning, dan Lupoyo/Kabila Merah. Ungu melambangkan kesetiaan dan keanggunan, hijau melambangkan kesuburan, kedamaian, kerukunan, kesejukan dan kesucian agama, kuning melambangkan kemuliaan dan keluhuran budi, dan merah melambangkan keberanian. 2. Bentuk, fungsi, dan makna tudung kepala pria paluwala yang dipakai pada resepsi pernikahan yaitu a. Bentuk yang ada pada tudung kepala paluwala yang dijadikan dasar bentuknya adalah bentuk segi tiga sama kaki untuk tampak depannya, bentuk lengkung pada bidang datar untuk tampak samping kiri dan kanan, bentuk kupia yang sesuai dengan lingkaran kepala dan juga bentuk daun bitila sebagai aksesoris tampak depan, bentuk naga pada tampak samping kiri dan kanan tudung paluwala yang dihiaskan juga dengan tambi’o bunga rose pada sekeliling daun bitila, bulan bintang, ranai pengikat, dan ular naga. b. Fungsi dari tudung kepala paluwala terdapat fungsi umum sebagai bagian dari pakaian adat masyarakat Gorontalo untuk pria dan fungsi lainnya adalah fungsi seni, fungsi aksesoris, dan fungsi estetika sama halnya dengan fungsi pada tudung kepala payungo bahwa bentuk berupa daun bitila, ular naga, bunga rose, bulan bintang, dan rantai pengikat termasuk pada fungsi seni, aksesoris, dan estetika. c. Makna tudung kepala paluwala yang letaknya menjulang ke atas dan terkulai ke belakang berbentuk bulu unggas yang disebut ”Layi”. Bulu unggas dilambangkan dengan sifat kehalusan dan kelembutan dimana sifat tersebut diharapkan menjadi kepribadian Sang Raja. Layi dimaksudkan menjulang ke atas karena melambangkan huruf Alif yang mengandung makna ke Esaan Tuhan. Selain itu bentuk daun bitila dengan lima helai daun dilambangkan sebagai lima kerajaan besar Gorontalo yaitu1. Kerajaan Tuwawa Suwawa, 2. Kerajaan Hulontalo Gorontalo, 3. Kerajaan Limutu Limboto, 4. Kerajaan Bulango Tapa, dan 5. Kerajaan Atingola Atinggola. Bentuk lain adalah 12 bentuk ular naga yang menggambarkan kewaspadaan dan lambang hukum yang adil dan merata. Bentuk rantai atau rantai yang memberikan makna sebagai pengikat keseluruhan makna tudung dan juga rakyat dengan segala harapannya, dan makna bulan bintang sebagai lambang ada tiga serangkai adat yang mengangkat seorang raja. 3. Perbedaan dan persamaan bentuk, fungsi, dan makna pada tudung kepala payungo dan paluwala adalah a. Perbedaan Untuk bentuk yang ada pada tudung kepala payungo terdapat bentuk buah bitila, satu bulan bintang, dan padi sebagai aksesorisnya. Sedangkan pada tudung kepala paluwala terdapat daun bitila, ular naga, tujuh bentuk bulan bintang, dan bunga rose. Selain itu penggunaan warna kain juga berbeda, untuk payungo menggunakan empat warna sebagai warna adat Gorontalo yaitu tilabatayila Merah, kuning, hijau, ungu. Sedangkan pada tudung kepala paluwala menggunakan kain berwarna hitam dengan makna yang berbeda pula. b. Persamaan Untuk kedua tudung kepala payungo dan paluwala sama-sama menggunakan aksesoris rantai pengikat dan juga bentuk bulan bintang meskipun jumlah yang dipakai berbeda. Namun, maknanya sama untuk masing-masing tudung tersebut. Selain itu untuk bentuk segi tiga tampak depan dari kedua tudung yang menjulang ke atas mengandung makna yang sama yaitu melambangkan huruf Alif dan bermakna ke Esaan Tuhan. Dilihat dari fungsi tudung secara umum dan khusus juga sama yaitu tudung kepala pria sebagai bagian dari pakaian adat Gorontalo dan kedua tudung tersebut memiliki fungsi seni, fungsi aksesoris, dan fungsi estetika. Saran Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran penelitian ini antara lain 1 Perlunya dokumentasi dan sosialisasi oleh pemerintah daerah sebagai upaya melestarikan budaya Gorontalo. 2 Dibutuhkan penelitian lanjutan yang terkait dengan busana adat secara keseluruhan atau busana adat perkawinan secara khusus untuk memperkaya temuan penelitian yang terkait karya seni dalam budaya Gorontalo. DAFTAR PUSTAKA Djakaria, Ibrahim, 2002. Pakaian Adat Gorontalo. Limboto Tidak Diterbitkan, Dibagikan Hanya Saat Seminar Antar Tokoh Adat. Daulima, Farha, 2006. Tata Cara Adat Perkawinan Pada Masyarakat Suku Gorontalo. Daulima, Farha, dan Hariana. 2009. Mengenal Busana Adat Daerah Gorontalo. Gorontalo Galeri Budaya Daerah Mbu’i Bungale. 13 Hariana, 2008. Busana Adat Perkawinan Suku Gorontalo Tesis. Bandung Program Studi Desain Institut Teknologi Bandung. K. Dani. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Dilengkapi Dengan EYD. Untuk SD, SMP, SMU, Mahasiswa & Umum. Surabaya Putra Harsa. Kartika, Dharsono Sony, 2004. Seni Rupa Modern. Bandung Rekayasa Sains. Kartika, Dharsono Sony, dkk. 2004. Pengantar Estetika. Bandung Rekayasa Sains. Kartika, Dharsono Sony, 2007. Pengantar Estetika. Bandung Rekayasa Sains. Margono, Tri Edy, dan Abdul Aziz. 2010. Mari Belajar Seni Rupa untuk SMP-MTS kelas VII, VIII, dan IX. Jakarta Pusat Perbukuan, Kementrian Nasional. Partanto, Pius A dan Yuwono, Trisno. 1994. Kamus Bahasa Indonesia. Riyanto, Arifah, 2003. Desain Busana. Bandung YAPEMBO. Santoyo, Ebdi Sadjiman, 2005. Dasar-dasar Tata Rupa & Desain Nirmana. Yogyakarta. CV. Arti Bumi Intaran. Santoyo, Ebdi Sadjiman, 2009. Nirmana, Dasar-dasar Seni dan Desain. Yogyakarta & Bandung Jalasutra. Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS tudung kepala ununtuk pria. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Tudung kepala untuk kaum pria: TOPI: Dipakai Di Kepala: CAPING: Tudung kepala berbentuk kerucut: UDENG: Ikat kepala; destar qRUTYN9.
  • bae2mz19v5.pages.dev/411
  • bae2mz19v5.pages.dev/392
  • bae2mz19v5.pages.dev/405
  • bae2mz19v5.pages.dev/253
  • bae2mz19v5.pages.dev/105
  • bae2mz19v5.pages.dev/53
  • bae2mz19v5.pages.dev/65
  • bae2mz19v5.pages.dev/367
  • tudung kepala untuk kaum pria